Buku "Kupas Tuntas Bisnis Properti"




Sumber: pribadi

Sinopsis Buku Kupas Tuntas Bisnis Properti

Pemerintah memberikan perhatian cukup besar pada industri properti, mengingat industri ini berkontribusi cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Industri properti dan pertumbuhan ekonomi saling berkaitan dan mendukung. Jika ekonomi bertumbuh, maka industri properti bergairah. Begitu pula sebaliknya, apabila industri properti meningkat, maka ekonomi akan bertumbuh.

Industri properti memiliki multiplier effect pada 174 industri turunan, mulai dari semen, pasir, batu, batubata, keramik, genteng, besi, kayu, kaca, aluminium, baja, gypsum, paku, dan masih banyak lagi. Banyaknya industri turunan inilah yang membuat properti mampu menjadi lokomotif ekonomi. Maka tidak heran jika di tengah kelesuan industri properti—sebagai dampak pandemi—pemerintah meluncurkan program PPN ditanggung pemerintah (PPN DTP) Maret 2021 hingga September 2022, dan kembali dilanjutkan periode November-Desember 2023.

Program pemerintah tersebut terbilang efektif. Buktinya, banyak konsumen yang semula menahan uang (wait and see), akhirnya mau mengeluarkannya untuk membeli properti, khususnya rumah tapak, karena memanfaatkan momentum untuk mendapatkan PPN DTP.

Properti merupakan pilihan bisnis yang menjanjikan keuntungan besar. Dengan demikian, tidak sedikit perusahaan yang awalnya memiliki core business di luar properti, melakukan diversifikasi bisnis ke industri properti. Namun, keuntungan yang menjanjikan disertai dengan risiko yang tidak kecil (high risk high gain). Misalnya, saat pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga 2021, tak sedikit stok unit apartemen tidak terserap pasar dengan baik, sebaliknya sektor perumahan masih bertahan karena dibantu program PPN DTP. Pasalnya, tidak ada yang dapat memprediksi datangnya pandemi Covid-19 dan dampaknya yang luar biasa di seluruh dunia.

Risiko bisnis properti yang besar memerlukan risk management, pengalaman, strategi, komitmen, hingga reputasi dalam menjalankan proses bisnis. Bisnis properti dapat dipelajari, tetapi ada hal-hal lain yang memerlukan seni, feeling, bahkan hoki. Bukan berarti mengabaikan pendekatan sains, riset, dan teori atau konsep-konsep bisnis. Di sini pendiri perusahaan memiliki peran yang besar dalam meletakkan fondasi dan pilar-pilar keberlangsungan bisnis, merekrut orang-orang yang tepat, menciptakan budaya perusahaan, dan membuat visi dan misi organisasi.

Buku “Kupas Tuntas Bisnis Properti” ini berisi 33 artikel terkait bisnis properti, sesuai dengan pengalaman penulis bekerja di salah satu perusahaan pengembang. Chapter pertama dibahas antara lain mengenai manajemen yang menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam bisnis properti, tidak sedikit developer yang gagal karena mismanagement. Bisnis tidak semata mengenai profit, sebaiknya dijalankan dengan etika, berorientasi jangka panjang dan berkelanjutan. Bahasan lain dalam bab ini adalah bagaimana membangun bisnis yang siap menghadapi krisis.

Pada chapter kedua, dikupas tantangan-tantangan dalam bisnis properti. Setelah mengetahui penyebab-penyebab yang dapat membuat bisnis gagal, maka perlu diketahui cara untuk menghindarinya. Salah satu penentu bisnis properti adalah kemampuan sumber daya. Hal ini dapat dievaluasi dengan mengukur tingkat kinerja karyawan. Kinerja yang maksimal juga memungkinkan bisnis dibawa kepada konsep bisnis yang belum memiliki pesaing (blue ocean strategy). Di chapter ini juga dikupas cara membangun bisnis properti dari awal.

Bisnis properti juga tidak dapat dilepaskan dari aktivitas riset dan analisis.  Karena melalui pendekatan tersebut, perusahaan menciptakan produk yang dapat diterima pasar. Merancang strategi bisnis jangka panjang dan berkelanjutan dengan memperhatikan ancaman dan memanfaatkan peluang. Perusahaan diharapkan jangan sampai salah membuat konsep properti, yang akan berdampak buruk bagi perusahaan. Pendekatan-pendekatan dan implementasinya akan diuraikan dalam chapter ketiga buku ini.

Di bagian akhir buku, yaitu chapter keempat mengulas mengenai sales and marketing yang merupakan gerbong penggerak dalam bisnis properti. Ketika tidak ada penjualan, maka bagian produksi akan berhenti dan keuangan perusahaan akan terganggu. Pada chapter ini dibahas salesmanship, cara menyusun strategi marketing, marketing communication, membuat promosi, membangun branding, dan menciptakan tim penjualan yang solid.

References Link:

Leave a comment

Post Comment

Related Post