Organizational Diversity, Kekuatan atau Kelemahan Bisnis?




Ilustrasi Organizational Diversity (Sumber foto Freepik.com)

Salah satu kekuatan organisasi TNI dan Polri adalah para prajurit dari berbagai tingkatan mendapatkan pendidikan terlebih dahulu.

Misalnya di TNI ada pendidikan Secata (Sekolah Calon Tamtama) menempuh pendidikan selama 7 bulan dengan pangkat Prajurit Dua (Prada). Kemudian Secaba (Sekolah Calon Bintara) lama pendidikan 5 bulan dengan pangkat Sersan Dua (Serda). Sedangkan jalur Akademi Militer dengan durasi pendidikan 4 tahun berpangkat Letnan Dua (Letda) dan bergelar akademik S.ST.Han.

Selama pendidikan para calon prajurit ini ditempa baik secara fisik, pengetahuan, sikap, mental dan jiwa sebagai seorang prajurit yang memiliki integritas dan wawasan kebangsaan serta berani berkorban demi keutuhan, ketahanan dan keamanan bangsa.

Pendidikan yang cukup tersebut menjadikan para prajurit memiliki visi, misi dan nilai-nilai yang hampir sama ketika mereka sudah mengabdi di berbagai kesatuan. Ibarat sebuah orkestra para prajurit ini sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk menciptakan harmonisasi yang indah.

Maka tidak berlebihan kalau kita dapat mengatakan bahwa organisasi TNI dan Polri menjadi salah satu organisasi yang solid. Bisa dikatakan kemajuan organisasinya ditentukan oleh para komandan yang memimpinnya, baik ditingkat komandan regu, komandan detasemen hingga Kepala Satuan atau Panglima.

Mengapa demikian? Karena sumber daya telah disiapkan dengan baik, mulai rekrutmen yang ketat dengan standarisasi yang tinggi, pendidikan yang baik, sehingga menghasilkan lulusan yang dapat diandalkan. Selanjutnya tinggal bagaimana para komandan mengarahkan dan membina para prajurit itu.

Bagaimana dengan organisasi bisnis? Sementara itu organisasi bisnis dengan karyawan dari berbagai latar belakang kurang mendapatkan porsi pelatihan memadai sewaktu memasuki dunia kerja, bahkan untuk level tertentu tidak mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.

Lalu bagaimanakah perusahaan perlu menyikapi? Yuk kita akan pelajari keberagaman organisasi.

Pengertian Organizational Diversity

Organizational diversity atau keberagaman organisasi adalah suatu organisasi yang terdiri dari karyawan dengan latar belakang yang berbeda. Mulai dari perbedaan usia, tingkat pendidikan, suku, budaya, agama, gender, fisik dan latar belakang keluarga.

Keberagaman dalam organisasi jika dikelola dengan baik akan memeroleh berbagai pandangan, keahlian, kemampuan dan berbagai hal lainnya untuk menghadapi tantangan bisnis. Namun jika salah mengelola akan menimbulkan permasalahan, seperti kurangnya kerja sama, buruknya komunikasi, hingga adanya politik dalam organisasi.

Joni Davis, Chief Energy Diversity and Inclusion Officer Duke, mengatakan bahwa perusahaan yang beragam seringkali lebih inovatif, kreatif dan produktif . Karena karyawan berasal dari berbagai latar belakang dan pengalaman, yang dapat membuat individu memiliki cara unik dalam bekerja.

Manfaat dari Organizational Diversity

Menjadi tantangan manajemen bagaimana dapat mengelola keberagaman karyawan, karena jauh lebih sulit mengelola karyawan dengan berbagai latar belakang dibandingkan dengan karyawan yang memiliki latar belakang sama. Namun, terlepas dari itu ada manfaat-manfaat yang tersedia:

Pertama, Menyatukan karyawan

Keragaman organisai menyatukan karyawan dari beragam pendidikan, usia, latar belakang keluarga, karakter, pola pikir dan pengalaman. Justru dengan keberagaman tersebut mereka dapat belajar antara satu dengan lainnya.

Kedua, Saling mengisi

Apa yang belum kamu ketahui, bisa saja karyawan lain lebih mengetahuinya, jadi dapat dimanfaatkan untuk menimba ilmu. Karyawan yang berusia tua mungkin tidak secepat karyawan muda dalam menyerap teknologi informasi.

Ketiga, Menciptakan profesionalisme

Penerapan keberagaman bersama perlu disertai dengan profesionalisme, bukan berdasarkan senioritas dan gender tertentu. Namun siapa saja yang berprestasi patut diberikan tempat yang layak untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuannya.

Keempat, Memberi warna

Keberagaman budaya dan keyakinan akan membuat warna yang menarik dalam organisasi. Misalnya karyawan dapat merayakan pada hari-hari istimewa, sedangkan karyawan lain dapat turut serta merayakan dan memberikan toleransi.

Strategi Organizational Diversity

Setelah mengetahui manfaat dari keberagaman organisasi, kita akan mecoba memahami bagaimana strategi yang perlu dirancang:

Pertama, Perlakuan setara

Perlakuan setara untuk semua karyawan dari berbagai level / jabatan, gender, agama, suku dan pendidikan menjadi budaya organisasi. Dimulai dengan niat baik dari pemilik bisnis, pemimpin puncak dan para pemimpin level menengah. Sedangkan yang terpenting adalah tekad karyawan untuk memberikan yang terbaik dan kesediaan bekerja sama dengan tim.

Kedua, Komitmen dalam aturan

Organisasi sebaiknya menegakkan aturan secara sama untuk semua karyawan. Jangan sampai ada diskriminasi, termasuk hal-hal yang sensitif seperti menyangkut insentif atau bonus. Prinsipnya semua karyawan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan tugas dan jabataanya.

Ketiga, Berinteraksi

Manajemen perlu mendorong semua karyawan yang terlibat dalam organisasi untuk saling berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi pengalaman antara satu dengan lainnya. Dengan cara ini karyawan menjadi lebih dekat, saling mengenal dan tim menjadi solid. Yang terpenting adalah tim menjadi terbiasa bekerja sama dan saling membantu demi tercapainya tujuan organisasi.

Keempat, Merayakan bersama

Merayakan keberhasilan secara bersama-sama akan menambah keterikatan antar karyawan tanpa adanya sekat jabatan. Merayakan bersama juga dapat dilakukan tidak saja yang berkaitan dengan acara kantor, namun bisa merayakan hari besar agama. Misalnya dengan cara mendekorasi kantor, makan bersama dan saling memberikan kado.

***

Organizational diversity dimulai dengan pendiri perusahaan merekrut orang-orang kepercayaan, dan memberikan wewenang kepada manajer dan praktisi HR untuk mengembangkan sumber daya.

Bisa jadi keberagaman organisasi merupakan pilihan, namun juga bisa dikatakan sebagai sebuah pemberian yang tidak dapat ditolak. Tinggal bagaimana para pemimpin mengelola sumber daya yang ada secara profesional.

Memberikan penilaian kinerja bukan berdasarkan senioritas atau kedekatan, tetapi berdasarkan indikator kinerja yang terukur dan objektif, sehingga yang berada dalam organisasi adalah karyawan yang produktif dan merupakan kekuatan dalam bisnis.

(Kris Banarto)

Rujukan:

Juneja, Prachi and Reviewed By Management Study Guide Content Team. "Organizational Diversity" Management Study Guide (MSG).

Intipesan.com (2019). "Tujuh Cara Memahami dan Membangun Diversity dalam Organisasi"

References Link:

Leave a comment

Post Comment

Related Post