Cek Tingkat Toleransimu dengan Cara Ini




Peristiwa ini terjadi beberapa tahun yang lalu, ada seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam suatu pemerintahan di Jakarta, terlibat perkelahian dengan seorang sopir taksi.

Menurut keterangan dari pihak kepolisian yang menangani peristiwa itu, bahwa pengendara mobil pribadi yang dikendarai seorang PNS telah di serempet mobil taksi.

Karena merasa di serempet dan posisi benar PNS ini tidak terima dan terjadilah perang mulut antar keduanya, dan berlanjut ke baku hantam.

Akhirnya sopir taksi meninggal dalam perkelahian hidup-mati itu, sedangkan sang PNS harus mempertanggung jawab-kan perbuatannya karena telah menghabisi nyawa orang.

Anda pasti tahu akibat dari perilaku PNS ini, selain mendekam di penjara, dia juga dipecat sebagai PNS, dia telah menyengsarakan dirinya sendiri, istri dan anak-anaknya, serta mencemarkan nama korps PNS dan keluarga besarnya. Kira-kira PNS yang konyol ini apakah mempunyai sikap toleran?

"Tugas maha besar generasi kita adalah mewariskan toleransi bukan kekerasan". Ridwan Kamil 

Pengertian Toleransi

Kita tidak asing mendengar kata toleransi, yang sudah diajarkan di bangku sekolah. Kata toleransi biasanya digunakan dalam hal kehidupan beragama, pemeluk agama satu harus bertoleransi kepada agama yang lain, si A harus mengakui hak asasi orang lain, dan sebagainya.

Tetapi saya akan membahas toleransi dari sisi yang berbeda yaitu toleransi yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kedewasaan orang dalam bertindak. 

Seperti pada kisah di atas PNS yang di penjara, karena mempunyai toleransi yang sangat rendah, sumbunya pendek dan mudah ter sulut emosi, sehingga dia marah dan lepas kendali.

Image Adobe Stock.com

Toleransi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diterjemahkan sebagai sifat atau sikap toleran, penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja. Sedangkan sinonim dari kata toleransi adalah keterbukaan, pemaafan, penerimaan, pengertian dan tenggang rasa.

Apabila seorang PNS dalam kisah tadi mempunyai toleransi atau penyimpangan yang masih dapat diterima, maka tidak akan terjadi pembunuhan, cukup diselesaikan oleh polisi dan pihak polisi akan memberikan mediasi, yang salah akan mengganti kerusakan mobil yang di serempet, dan masalah selesai.

Tingkat Toleransi Rendah

Di dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan orang yang mempunyai toleransi atau penerimaan (penyimpangan yang masih diterima) sangat rendah atau tidak toleran, misalnya beberapa contoh berikut ini sekaligus mengecek tingkat toleransi :

  • Kalau makan tidak dengan lauk tertentu, dia ngambek tidak mau makan.
  • Makan di restoran dan pelayan terlambat mengantar makanan, maka dia tidak terima dan marah.
  • Menerima laporan dari sekretaris dan ada kesalahan mengetik satu atau dua kata saja dia akan marah.

Orang dengan tingkat penerimaan yang sangat rendah (tidak toleran) akan menyiksa dirinya sendiri, hidupnya tidak tenang, penuh dengan kekesalan bahkan kemarahan, karena sulit menerima perbedaan orang lain.

Tingkat Toleransi Tinggi

Berbeda dengan orang yang mempunyai penerimaan tinggi atau toleran, sebatas masih bisa di toleransi, maka keadaan apa pun walau tidak sesuai dengan keinginannya, masih bisa diterima, hidup menjadi tenang, damai dan penuh sukacita.

Dia bisa bekerja sama dalam satu tim, saling menguatkan dan membangun, menerima masukan orang lain, dan menerima hasil apa pun dari kerja sama dengan timnya.

Demikian juga dalam kehidupan keluarga, kalau anggota keluarga terdiri dari orang-orang toleran, keluarga menjadi bahagia dan tidak ada keributan yang berarti.

"Pernikahan itu mengandung kompromi dan toleransi seumur hidup". Jenny Thalia Faurine 

Nilai-nilai Toleransi

Biasanya orang yang menerapkan standar sesuai dengan standar dirinya, maka dia akan kecewa, jangan terlalu berharap lebih pada seorang staf administrasi misalnya untuk membuat presentasi yang bagus. Karena tugas untuk membuat presentasi adalah Anda sebagai atasan.

Sejatinya nilai-nilai yang terkandung dalam sikap toleransi adalah :

1. Keterbukaan

Keterbukaan di sini dipahami sebagai suka menolong dan memberi, orang yang mempunyai tingkat penerimaan tinggi atau toleran, adalah orang yang suka menolong orang lain dan suka memberi dan mempunyai sifat murah hati.

2. Pemaaf

Pemaaf mengandung arti orang yang rela memberi maaf, orang yang toleran akan mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain, karena dia paham akan perbedaan antara dirinya dan orang lain.

3. Pengertian

Orang yang mempunyai pengertian atau memahami keadaan orang lain, berempati dengan orang lain, dia paham akan karakter orang lain dan menerima orang lain apa adanya.

4. Tenggang Rasa

Tenggang rasa dimengerti sebagai menghargai atau menghormati perasaan orang, orang toleran sangat menjaga perasaan orang lain, dan dia berusaha untuk tidak melukai hatinya.

5. Sabar

Sabar diartikan tidak mudah marah karena orang toleran bersumbu panjang, dia akan bertindak dan berkata hati-hati sehingga kata-kata dan tindakannya menjadi bernilai bagi orang lain. Kalaupun ia marah tetap dalam kontrol emosi dan untuk bertujuan untuk kebaikan bagi orang lain.

Seperti orkestra ada harmonisasi sehingga dapat mempersembahkan karya musik yang indah, begitu pula kehidupan sosial kita, dalam belajar, bekerja dan bermasyarakat dengan menghormati karakter dan latar belakang orang yang berbeda-beda menjadi satu simponi kehidupan yang indah.

***

Artikel ini telah tayang di Kompasiana.com, 20 Mei 2020

Sumber gambar judul dari Kompas.com

References Link:

Leave a comment

Post Comment

Related Post